Sabtu, 04 Desember 2010

Menyusui dalam keadaan Bencana


Langkah Awal
Menentukan ‘siapa yang memerlukan apa’ untuk melindungi dan mendukung menyusui, yaitu (1) bayi yang menyusu atau yang seharusnya menyusu dan (2) bayi yang terpisah dari ibunya
sementara waktu atau selamanya (piatu).
Dukungan Menyusui
Dukungan atau bantuan menyusui yang dapat diberikan:
  • Bantuan dasar menyusui: memastikan bayi menyusu dengan efektif, membangun rasa percaya diri ibu, meningkatkan produksi ASI, membantu agar ASI mengalir, dan mendorong
    ibu untuk memberi makan sesuai usia anaknya.
  • Dukungan perawatan lanjut: ketrampilan memerah ASI dengan tangan, menggunakan alat bantu menyusui, mendorong ibu melakukan kontak kulit ke kulit sesering mungkin (saat bayi tidak lapar) dapat menyamankan dan memulihkan ibu yang mengalami trauma.
Dukungan Relaktasi
  • Untuk ibu yang mempunyai anak, tapi proses menyusuinya terhenti atau berkurang, atau ibu yang tidak menyusui namun memutuskan untuk menyusui kembali anaknya atau sebagai ibu susuan.
  • Menggunakan selang nasogastrik no. 5 dengan memberikan ASI perah atau minuman pengganti ASI.
Pemberian makanan pengganti ASI
  • Ibu yang tidak menyusui anaknya dan tetap memutuskan atau tidak memungkinkan untuk menyusui kembali.
  • Bayi yang membutuhkan makanan pengganti ASI sementara: saat relaktasi, ibu sakit/malnurisi berat, bayi sakit yang tidak memungkinkan menyusu pada payudara, atau payudara ibu tidak memungkinkan untuk menyusui.
Jenis pengganti ASI yang dapat diberikan
  • Bayi usia < 6 bulan: hanya diberikan susu
  • Anak usia 6-24 bulan: Susu dan makanan pendamping.
    Pada usia < 12 bulan: susu yang diberikan adalah susu formula (sesuai Codex Alimentarius).
    Bila tidak ada susu formula dapat diberikan susu hewan murni, fullcream, atau UHT yang dimodifikasi (100 ml susu mendidih + 50 ml air mendidih + 10 g gula (2 sendok teh peres).
    Usia > 12 bulan : Susu fullcream, UHT, atau susu hewan murni tanpa modifikasi
Cara menyiapkan dan menyimpan pengganti ASI
  • Periksa label susu formula komersial karena berbeda merk berbeda aturannya (bahan, takaran, pencampuran)
  • Bila menggunakan cangkir, perlu disiapkan takaran untuk air.  Gunakan neraca takar 60, 120, 180 ml (jika tidak ada dapat digunakan botol susu untuk menakar)
  • Air dituangkan sebanyak 60, 120, atau 180 ml ke dalam cangkir  transparan untuk membuat tanda di permukaan luar cangkir.
  • Cangkir ini digunakan untuk menakar jumlah air, saat akan menyiapkan makanan pengganti ASI selanjutnya.
  • Susu formula disiapkan dengan cara : air dididihkan dan dibiarkan beberapa saat sampai kira-kira 70 derajat, baru bubuk formula dimasukkan ke dalam air tersebut. Sisa susu setelah 2 jam harus dibuang
Bila tidak tersedia air mendidih
  • Digunakan formula cair yang steril
  • Alternatif lain : air jernih, steril, segar dengan suhu kamar dan segera dikonsumsi (tidak dapat disimpan).
Bila kualitas air buruk
  • Air dimasak mendidih, klorinasi, dan filtrasi agar air aman digunakan.
  • Untuk desinfeksi air dapat dilakukan dengan cara memasak air hingga mendidih dan tambahkan 3-5 tetes klorin setiap 1 liter air, atau menggunakan penyaring untuk menghilangkan kuman berbahaya secara fisik.

Sepuluh langkah menyiapkan makanan pengganti ASI dengan aman
Langkah dan Uraian
  1. Cuci tangan, Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyiapkan makanan
  2. Jaga kebersihan, Bersihkan peralatan, jika perlu disterilkan. Lemari penyimpan dan meja harus sangat bersih. Lap meja dengan kain bersih, gunakan kain bersih untuk menutup meja.
  3. Periksa tanggal, Periksa tanggal kadaluwarsa pada kaleng susu formula. Buang susu formula kadaluwarsa.
  4. Didihkan, Didihkan air dan biarkan mendidih untuk beberapa saat. Jika air telah dimasak sebelumnya simpan dalam wadah khusus hanya sampai 24 jam. Wadah harus bersih dan tertutup. Tuangkan air mendidih yang telah didinginkan dalam jumlah yang benar ke cangkir atau botol
  5. Takar, Takar jumlah bubuk formula yang diperlukan menggunakan sendok takar dari kaleng atau bungkus (jangan gunakan sendok takar dari merek formula lain). Ratakan bubuk dengan pegangan sendok atau pisau dalam gerakan lurus. Ikuti instruksi pencampuran pada label
    dengan hati-hati.
  6. Campurkan, Sebagian besar formula komersial menyarankan untuk memasukkan bubuk kering ke air yang telah di ukur tetapi periksan rincian persiapan khusus untuk produk yang digunakan. Masukkan bubuk formula yang telah ditakar ke dalam air yang telah diukur dan jka menggunakan cangkir, campur bubuk dan aduk dengan sendok. Jika menggunakan botol, tutup, dan kocok. Jumlah formula yang telah dicampur sesuai instruksi kemasan akan sedikit lebih banyak dari air yang sebelumnya diukur.
  7. Coba temperaturnya, Teteskan susu formula hangat ke pergelangan tangan bagian dalam; jika rasanya nyaman dan sedikit hangat, itu berarti aman untuk bayi. Makanan dapat diberikan pada temperatur kamar dan tidak perlu dihangatkan. Jika susu dihangatkan sebelum diberikan, letakkan botol atau atau cangkir pada mangkuk yang berisi air hangat dan coba sebelum diberikan.
  8. Simpan, Simpan formula yang telah disiapkan di lemari pendingin sampai waktu makan. Jika disimpan di lemari es, dapat digunakan dalam 24 jam sejak penyiapan. Jangan pernah menyimpan botol yang telah dihangatkan kembali dalam lemari pendingin. Jika tidak ada lemari pendingin, siapkan susu sesaat sebelum memberi makan.
  9. Pakai atau buang, Berikan susu yang telah disiapkan ke bayi paling lama 1 jam dari saat disiapkan (jika tidak disimpan di lemari pendingin). Berikan sebanyak yang diinginkan bayi. Penting diketahui bahwa bila bayi hanya minum sedikit, maka akibatnya bayi akan malnutrisi. Kelebihan susu dapat diminum anak yang lebih tua atau pengasuh, jika tidak sisa susu dibuang
    saja.
  10. Bersihkan, Setelah dicuci dan dibersihkan perlengkapan makan bayi disimpan dalam wadah khusus yang di atasnya ditutup dengan kain bersih dan siap untuk pemberian makan berikutnya dalam 3 atau 4 jam. Jika menggunakan cairan sterilisasi, tinggalkan botol, dot, dan tutup terendam sampai pemberian makan berikutnya (minimum 1 jam).
Cara pemberian makanan pengganti ASI
Dalam situasi apapun terutama dalam keadaan darurat rekomendasi metoda pemberian makanan pengganti ASI adalah menggunakan cangkir daripada botol/dot, karena berisiko tinggi terkontaminasi dan sulit dibersihkan.
Daftar Bacaan
  1. ENN, IBFAN-GIFA, Foundation Terre des hommes, Action contre la Faim, CARE USA, Linkages, UNICEF, UNHCR, WHO dan WFP. Pemberian makan bayi pada 1. keadaan
    darurat, Modul 2 Versi 1.1 untuk tenaga kesehatan dan ahli gizi dalam situasi darurat. Diunduh dari http://www.ennonline.net/. Diakses pada tanggal 2 April 2010.
  2. ENN, IBFAN-GIFA, Foundation Terre des hommes, Action contre la Faim, CARE USA, Linkages, UNICEF, UNHCR, WHO dan WFP. Pemberian makan bayi pada keadaan darurat, Modul 2 Versi 1.1 Lampiran untuk tenaga kesehatan dan ahli gizi dalam situasi darurat. Diunduh dari http://www.ennonline.net/. Diakses pada tanggal 2 April 2010.
  3. Wellstart International. Infant and young child feeding in emergency situations. Diunduh dari http://www.wellstart.org/ Diakses pada tanggal 2 April 2010.
  4. WHO, FAO of the UN. Safe preparation, storage, and handling of powdered infant formula: Guidelines. Diunduh dari : http://www.who.int/ Diakses pada tanggal 28 April 2010.
  5. WHO. How to prepare powdered infant formula in care settings. Diunduh dari http://www.fao.org/ Diakses pada tanggal 28 April 2010.
  6. Marzuki NS. Menyusui dalam keadaan bencana. Dalam: Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki NS, Ananta Y, penyunting. Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI, Jakarta. h.280-97.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar