Gerakan gerakan shalat adalah berdasarkan perintah Allah swt, Jibril as shalat diwaktu shalat, di awal waktu subuh, dan di awal semua waktu shalat 5 waktu, lalu esoknya Jibril as shalat lagi di akhir waktu subuh, dan di akhir semua waktu shalat 5 waktu, seraya berkata pada Rasul saw : Wahai Rasulullah, inilah awal waktu dan akhir masing masing waktu shalat” (Shahih Bukhari Bab shalat),
Tentunya sesuai dengan Jumlah rakaat yg diajarkan, subuh, dhuhur ashar, magrib, isya, sesuai dengan bacaan keras atau pelannya, sesuai dengan semua gerakannya.
Sujud Bikin Cerdas
Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.
PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak.
Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada keÃ,kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.
DUNIA MEDIS
Minggu, 05 Desember 2010
ULKUS PEPTIKUM
PENGERTIAN
Ulkus peptikum adalah salah satu penyakit saluran pencernaan atas yang kronis
DIAGNOSIS
1.Faktor risiko : umur. Penggunaan obat-obatan aspirin atau OAlNS. kuman Helicobacter pylori
2.Anamnesis : terdapat nyeri epigastrium. dispepsia, nausea, vomitus. anoreksia dan kcmbung.
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus gasier. ulkus duodenum, dispepsia non ulkus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Barium dobel kontras
Endoskopi saluran cerna bagian atas
TERAPI
Tanpa komplikasi
a.Suportif : nutrisi
b.Memperbaiki / menghindari faktor risiko
c.Pemberian obat-obatan : antasida, antagonis reseplor M2. proton pump inhibitor, pemberian obat-obatan untuk mengikat asam empedu. prokinetik. pemberian obat untuk eradikasi kuman Helicobacter pylori,
d.pemberian obat-obatan untuk meningkatakan faktor defensif.
Dengan komplikasi
Pada tukak peptik yang bcrdarah dilakukan penatalaksanaan umum atau suportif sesuai dengan penatalaksanaan hematemesis melena secara umum
Pcnatalaksanaan / tindakan khusus:
Tindakan / terapi hemostatik perendoskopik dengan adrenalin dan etoksisklerol atau obat fibrinogen trombin atau tindakan hemostatik dengan heat probe atau terapi laser atau terapi koagulasi listrik atau bipolar probe.
Pemberian obat somatostatin jangka pendek.
Terapi embolisasi arteri melalui arteriografi.
Terapi bedah alau operasi, bila setelah semua pengobatan tersebut dilaksanakan letap masuk dalam keadaan gawat I s.d. 2 maka pasicn masuk dalam indikasi operasi
KOMPLIKASI
Perdarahan ulkus, perforasi
PROGNOSIS
Dubia
DISPEPSIA
PENGERTIAN
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu haTI mual. kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa
DIAGNOSIS
Anamnesis terdapatnya kumpulan gejata tersebut di atas
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit retluks gastroesofageal in-iiable Bowel Svndronte
Karsinoma saluran cema bagian atas
Kelainan pankreas dan kelainan hati
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi saluran cerna bagian atas dan biopsi, pemeriksaan terhadap adanya infeksi Helicobacier pylori, pemeriksaan fungsi hati, amilase dan lipase, fosfatase alkali dan gamma GT, USG Abdomen
TERAPI
Suportif: nutrisi
Pengobatan empirik selama 4 minggu
KOMPL1KASI
Tergantung etiologi dispepsia
WEWENANG
RS pendidikan : Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Umum
RS non pendidikan : Dokter Spesialis Penyakil Dalam
UNIT YANG MENANGANI
RS pendidikan : Departemen Ilmu Penyakit Dalam - Divisi Gastroenterologi
RS non pendidikan : Bagian Ilmu Penyakil Dalam
UNIT TERKAIT
RS pendidikan : Divisi Psikosomatik ( RS tertentu
RS non pendidikan : -
Ulkus peptikum adalah salah satu penyakit saluran pencernaan atas yang kronis
DIAGNOSIS
1.Faktor risiko : umur. Penggunaan obat-obatan aspirin atau OAlNS. kuman Helicobacter pylori
2.Anamnesis : terdapat nyeri epigastrium. dispepsia, nausea, vomitus. anoreksia dan kcmbung.
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus gasier. ulkus duodenum, dispepsia non ulkus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Barium dobel kontras
Endoskopi saluran cerna bagian atas
TERAPI
Tanpa komplikasi
a.Suportif : nutrisi
b.Memperbaiki / menghindari faktor risiko
c.Pemberian obat-obatan : antasida, antagonis reseplor M2. proton pump inhibitor, pemberian obat-obatan untuk mengikat asam empedu. prokinetik. pemberian obat untuk eradikasi kuman Helicobacter pylori,
d.pemberian obat-obatan untuk meningkatakan faktor defensif.
Dengan komplikasi
Pada tukak peptik yang bcrdarah dilakukan penatalaksanaan umum atau suportif sesuai dengan penatalaksanaan hematemesis melena secara umum
Pcnatalaksanaan / tindakan khusus:
Tindakan / terapi hemostatik perendoskopik dengan adrenalin dan etoksisklerol atau obat fibrinogen trombin atau tindakan hemostatik dengan heat probe atau terapi laser atau terapi koagulasi listrik atau bipolar probe.
Pemberian obat somatostatin jangka pendek.
Terapi embolisasi arteri melalui arteriografi.
Terapi bedah alau operasi, bila setelah semua pengobatan tersebut dilaksanakan letap masuk dalam keadaan gawat I s.d. 2 maka pasicn masuk dalam indikasi operasi
KOMPLIKASI
Perdarahan ulkus, perforasi
PROGNOSIS
Dubia
DISPEPSIA
PENGERTIAN
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu haTI mual. kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa
DIAGNOSIS
Anamnesis terdapatnya kumpulan gejata tersebut di atas
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit retluks gastroesofageal in-iiable Bowel Svndronte
Karsinoma saluran cema bagian atas
Kelainan pankreas dan kelainan hati
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi saluran cerna bagian atas dan biopsi, pemeriksaan terhadap adanya infeksi Helicobacier pylori, pemeriksaan fungsi hati, amilase dan lipase, fosfatase alkali dan gamma GT, USG Abdomen
TERAPI
Suportif: nutrisi
Pengobatan empirik selama 4 minggu
KOMPL1KASI
Tergantung etiologi dispepsia
WEWENANG
RS pendidikan : Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Umum
RS non pendidikan : Dokter Spesialis Penyakil Dalam
UNIT YANG MENANGANI
RS pendidikan : Departemen Ilmu Penyakit Dalam - Divisi Gastroenterologi
RS non pendidikan : Bagian Ilmu Penyakil Dalam
UNIT TERKAIT
RS pendidikan : Divisi Psikosomatik ( RS tertentu
RS non pendidikan : -
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Gagal jantung kongestif dimaksud adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh, disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena.
ETIOLOGI
1.Kelainan otot jantung
2.Ateriosklerosis koroner
3.Hipertensi sistemik atau pulmonal
4.Peradangan atau degeneratif
5.Faktor sistemik : tirotoksikosis, hipokisa, anemia, asidosis dan ketidakseimbangan elektrolit.
PATOFISIOLOGI
1.Bila curah jantung berkurang sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila gagal maka volume sekuncup akan beradaptasi untuk mempertahankan curah jantung.
2.Pada gagal jantung terjadi kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung sehingga curah jantung normal tidak dapat dipertahankan.
KLASIFIKASI
1.GAGAL JANTUNG KIRI
2.GAGAL JANTUNG KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
1.Gagal jantung kiri disebabkan oleh penyakit jantung
koroner, penyakit katup aorta dan mitral serta hipertensi
2.Gagal jantung kiri berdampak pada :
- Paru
- Ginjal
- Otak
GAGAL JANTUNG KANAN
1.Penyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru.
2.Gagal jantung kanan dapat berdampak pada :
- Hati
- Ginjal
- Jaringan subkutis
- Otak
- Sistem Aliran aorta
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul sesuai dengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat terjadinya di dada karana peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda – tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi mitral
Gagal Jantung Kiri
a. Dispneu
b. Orthopneu
c. Paroksimal Nokturnal Dyspneu
d. Batuk
e. Mudah lelah
f. Gelisah dan cemas
Gagal Jantung Kanan
a. Pitting edema
b. Hepatomegali
c. Anoreksia
d. Nokturia
e. Kelemahan
PEMERIKSAAN DIANOSTIK
1Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan gelombang ST dan T
2.Dari foto torax terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru.
3.Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik.
4.Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan spesifik. Bila diketahui etiologinya diberikan terapi sesuai penyebab. Namun jika idiopatik, dilakukan terapi sesuai gagal jantung kongestif. Yang terbaik adalah transplantasi jantung,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas kehidupan sehari – hari.
2.Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas.
3.Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan.
4.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan dispnea nokturnal dan ketidak mampuan posisi tidur yang biasanya.
5.Perubahan nutrisi.
6.Resiko tinggi interaktif penata laksanaan regiment teurapeutik yang berhubungan dengan kurang.
INTERVENSI
1.Pantau tanda dan gejala hipoksia.
2.Pantau gejala dan edema paru akut.
3.Waspadai pemberian cairan intravena ( IV ). Pastikan untuk pemberian cairan tambahan misal antibiotik
4.Bantu klien dengan tindakan untuk menyimpan kekuatan seperti istirahat sebelum dan sesudah aktivitas
5.Jelaskan kebutuhan untuk memenuhi diet rendah natrium dan pembatasan cairan sesuai program, konsul dengan ahli nutrisi sesuai dengan kebutuhan
6.Ajarkan klien dan keluarga tentang kondisi dan penyebabnya
7.Jelaskan kerja obat yang diprogramkan secara khas mencakup preparat, digitalis, vasodilator dan diuretik.
8.Ajarkan klien menghitung frekuensi nadinya.
9.Jelaskan kebutuhan untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap dan istirahat bila terjadi dispnea dan kelemahan.
ETIOLOGI
1.Kelainan otot jantung
2.Ateriosklerosis koroner
3.Hipertensi sistemik atau pulmonal
4.Peradangan atau degeneratif
5.Faktor sistemik : tirotoksikosis, hipokisa, anemia, asidosis dan ketidakseimbangan elektrolit.
PATOFISIOLOGI
1.Bila curah jantung berkurang sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila gagal maka volume sekuncup akan beradaptasi untuk mempertahankan curah jantung.
2.Pada gagal jantung terjadi kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung sehingga curah jantung normal tidak dapat dipertahankan.
KLASIFIKASI
1.GAGAL JANTUNG KIRI
2.GAGAL JANTUNG KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
1.Gagal jantung kiri disebabkan oleh penyakit jantung
koroner, penyakit katup aorta dan mitral serta hipertensi
2.Gagal jantung kiri berdampak pada :
- Paru
- Ginjal
- Otak
GAGAL JANTUNG KANAN
1.Penyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru.
2.Gagal jantung kanan dapat berdampak pada :
- Hati
- Ginjal
- Jaringan subkutis
- Otak
- Sistem Aliran aorta
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul sesuai dengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat terjadinya di dada karana peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda – tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi mitral
Gagal Jantung Kiri
a. Dispneu
b. Orthopneu
c. Paroksimal Nokturnal Dyspneu
d. Batuk
e. Mudah lelah
f. Gelisah dan cemas
Gagal Jantung Kanan
a. Pitting edema
b. Hepatomegali
c. Anoreksia
d. Nokturia
e. Kelemahan
PEMERIKSAAN DIANOSTIK
1Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan gelombang ST dan T
2.Dari foto torax terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru.
3.Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik.
4.Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan spesifik. Bila diketahui etiologinya diberikan terapi sesuai penyebab. Namun jika idiopatik, dilakukan terapi sesuai gagal jantung kongestif. Yang terbaik adalah transplantasi jantung,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas kehidupan sehari – hari.
2.Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas.
3.Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan.
4.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan dispnea nokturnal dan ketidak mampuan posisi tidur yang biasanya.
5.Perubahan nutrisi.
6.Resiko tinggi interaktif penata laksanaan regiment teurapeutik yang berhubungan dengan kurang.
INTERVENSI
1.Pantau tanda dan gejala hipoksia.
2.Pantau gejala dan edema paru akut.
3.Waspadai pemberian cairan intravena ( IV ). Pastikan untuk pemberian cairan tambahan misal antibiotik
4.Bantu klien dengan tindakan untuk menyimpan kekuatan seperti istirahat sebelum dan sesudah aktivitas
5.Jelaskan kebutuhan untuk memenuhi diet rendah natrium dan pembatasan cairan sesuai program, konsul dengan ahli nutrisi sesuai dengan kebutuhan
6.Ajarkan klien dan keluarga tentang kondisi dan penyebabnya
7.Jelaskan kerja obat yang diprogramkan secara khas mencakup preparat, digitalis, vasodilator dan diuretik.
8.Ajarkan klien menghitung frekuensi nadinya.
9.Jelaskan kebutuhan untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap dan istirahat bila terjadi dispnea dan kelemahan.
PNEUMONIA ATIPIK
PENGERTIAN
Pneumonia atipik adalah pneumonia yang disebabkan infeksi bakterial,
DIAGNOSIS
Pada pneumonia yang di sebabkan oleh mikroba atipik,gejala sistem pernafasan dapat tidak khas,sedangkan gejala sistemik seperti sakit kepala,nyeri otot/sendi dapat menonjol.
a.Batuk tanpa sputum,kecuali bila penyakit memberat/infeksin sekunder
b.Demam ringan,dapat dengan cepat meningkat hingga menggigil
c.Malaise,kelemahan saluran anggota tubuh
d.Sakit kepala,nyeri otot(sering)
e.Nyeri dada(jarang),sesak nafas(bila berat)
TERAPI
Antibiotik :pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin:
1.Makrolid:
a.Eritromisin
b.Claritomisin 2 x 500 mg
c.azitromicin 1 x 500 mg
d.Roksitromisin 2 x 500 mg
2.Doksisiklin
3.Respiratory
Tata laksana umum pneumonia
Rawat jalan
1.Dianjurkan untuk tidak merokok,beristirahat,dan minum banyak air
2.Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamoL
Antibiotik :pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin:
a.Makrolid:
-Eritromisin
-Claritomisin 2 x 500 mg
-azitromicin 1 x 500 mg
-Roksitromisin 2 x 500 mg
b.Doksisiklin
c.Respiratory
Tata laksana umum pneumonia
a.Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
b.Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal bila diperlukan
c.Bila tidak membaik dalam 48 jam:dipertimbangkan untuk dirawwt dirumah sakit
Keputusan merawat pasien di RS ditentukan oleh
a.Faktor prognostik lain
b.Kondisi dan dukungan orang dirumah
c.Kepatuhan,keinginan pasien
Rawat inap di RS
a.Oksigen,bila perlu dengan pemantauan saturasi oksigen dan konsentrasi oksigen inspirasi
b.Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOK dengan komplikasi gagal nafas dituntun dengan pengukuran AGD berkala
c.Cairan:bila perlu dengan cairan interavena
d.Nutrisi
f.Ekspektoran/mukolitik
g.Foto toraks diulang pada pasien yang tidak menunjukan perbaikan yang memuaskan
KOMPLIKASI
Efusi pleura, epiema, abses paru, atelektasis, gagal nafas, kor pulmonal, pneumotoraks, septikemia.
Pneumonia atipik adalah pneumonia yang disebabkan infeksi bakterial,
DIAGNOSIS
Pada pneumonia yang di sebabkan oleh mikroba atipik,gejala sistem pernafasan dapat tidak khas,sedangkan gejala sistemik seperti sakit kepala,nyeri otot/sendi dapat menonjol.
a.Batuk tanpa sputum,kecuali bila penyakit memberat/infeksin sekunder
b.Demam ringan,dapat dengan cepat meningkat hingga menggigil
c.Malaise,kelemahan saluran anggota tubuh
d.Sakit kepala,nyeri otot(sering)
e.Nyeri dada(jarang),sesak nafas(bila berat)
TERAPI
Antibiotik :pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin:
1.Makrolid:
a.Eritromisin
b.Claritomisin 2 x 500 mg
c.azitromicin 1 x 500 mg
d.Roksitromisin 2 x 500 mg
2.Doksisiklin
3.Respiratory
Tata laksana umum pneumonia
Rawat jalan
1.Dianjurkan untuk tidak merokok,beristirahat,dan minum banyak air
2.Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamoL
Antibiotik :pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin:
a.Makrolid:
-Eritromisin
-Claritomisin 2 x 500 mg
-azitromicin 1 x 500 mg
-Roksitromisin 2 x 500 mg
b.Doksisiklin
c.Respiratory
Tata laksana umum pneumonia
a.Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
b.Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal bila diperlukan
c.Bila tidak membaik dalam 48 jam:dipertimbangkan untuk dirawwt dirumah sakit
Keputusan merawat pasien di RS ditentukan oleh
a.Faktor prognostik lain
b.Kondisi dan dukungan orang dirumah
c.Kepatuhan,keinginan pasien
Rawat inap di RS
a.Oksigen,bila perlu dengan pemantauan saturasi oksigen dan konsentrasi oksigen inspirasi
b.Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOK dengan komplikasi gagal nafas dituntun dengan pengukuran AGD berkala
c.Cairan:bila perlu dengan cairan interavena
d.Nutrisi
f.Ekspektoran/mukolitik
g.Foto toraks diulang pada pasien yang tidak menunjukan perbaikan yang memuaskan
KOMPLIKASI
Efusi pleura, epiema, abses paru, atelektasis, gagal nafas, kor pulmonal, pneumotoraks, septikemia.
PNEUMOTORAKS
PENGERTIAN
Ialah akumulasi udara di rongga pleura disertai kolaps paru. pneumotoraks sepontan:terjadi tanpa trauma atau penyebabnya jelas:
A.pneumotoraks spontan primer:pada orang sehat
B.Pneumotoraks spontan sekunder:pada penderita PPOK
C.Pneumotoraks traumatik adalah pneumotoraks yang didahului trauma
DIAGNOSIS
Gejala:nyeri dada,akut,terlokalisir,batuk,hemoptisis
Pemeriksaan fisik:
a.Sisi terkenal(ipsilateral)
b.Statis:lebih menonjol
c.Perkusi:hipersonor
Tanda pneumotoraks tension
a.Keadaan umum sakit berat
b.Denyut jantung>140 x/m
c.Hipotensi
d.Takipneu,pernapasan berat
e.Sianosis
f.Diaforesis
g.Deviasi trakea ke sisi kontralateral
h.Distensi vena leher
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit paru,efusi pleura dan kangker paru
TERAPI
a.Pneumotoraks unilateral kecil(<20%)dan asimtomik
b.Aspirasi:anestesi lokal disel iga 2 anterior
c.Jika pneumotoraks rekurens
1.Pleurodesis kimiawi dengan zat iritan terhadap pleura
2.Konsul bagian bedah
INDIKASI
a.Kebocoran udara memanjang,
b.Reekspansi paru tidak sempurna
c.Resiko pekerjaan
Indikasi relatif:
a.Pneumotoraks tension
b.Bilateral pneumotoraks
KOMPLIKASI
Gagal nafas,penebalan pleura edema paru reekspansi
Ialah akumulasi udara di rongga pleura disertai kolaps paru. pneumotoraks sepontan:terjadi tanpa trauma atau penyebabnya jelas:
A.pneumotoraks spontan primer:pada orang sehat
B.Pneumotoraks spontan sekunder:pada penderita PPOK
C.Pneumotoraks traumatik adalah pneumotoraks yang didahului trauma
DIAGNOSIS
Gejala:nyeri dada,akut,terlokalisir,batuk,hemoptisis
Pemeriksaan fisik:
a.Sisi terkenal(ipsilateral)
b.Statis:lebih menonjol
c.Perkusi:hipersonor
Tanda pneumotoraks tension
a.Keadaan umum sakit berat
b.Denyut jantung>140 x/m
c.Hipotensi
d.Takipneu,pernapasan berat
e.Sianosis
f.Diaforesis
g.Deviasi trakea ke sisi kontralateral
h.Distensi vena leher
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit paru,efusi pleura dan kangker paru
TERAPI
a.Pneumotoraks unilateral kecil(<20%)dan asimtomik
b.Aspirasi:anestesi lokal disel iga 2 anterior
c.Jika pneumotoraks rekurens
1.Pleurodesis kimiawi dengan zat iritan terhadap pleura
2.Konsul bagian bedah
INDIKASI
a.Kebocoran udara memanjang,
b.Reekspansi paru tidak sempurna
c.Resiko pekerjaan
Indikasi relatif:
a.Pneumotoraks tension
b.Bilateral pneumotoraks
KOMPLIKASI
Gagal nafas,penebalan pleura edema paru reekspansi
EFUSI PLEURA
PENGERTIAN
Efusi pleura adalah adanya cairan di rongga pleura>15, akibat ketidak seimbangan gaya starling
Tipe efusi pleura
1. Efusi transudatif:cairan pleura bersifat transudat (kandungan konsentrasi protein atau molekul besar lain rendah
Penyebabnya:
A.Gagal jantung kongestif
B.Sindrom nefrotik
C.Sirosis hati
D.Sindrom meigs
E.Dialisis peritoneal
F.Hindronefrosis
G.Efusi pleura maligna/paramaligna
Efusi eksudat:cairan pleura bersifat eksudat (konsentrasi protein lebih tinggi dari transudat)
Penyebabnya
a. Penyakit abdomen:penyakit pankreas
b. Penyakit kolagen
c. Trauma
d. perikardium
e. Tuberkulosis
Hemotoraks: cairan pleura mengandung darah
Efusi pleura maligngnan: dapat ditemukan sel-sel ganas yang terbawa pada cairan pleura
Efusi paramaligna:efusi yang disebabkan keganasan
DIAGNOSIS
Anamnesia:
Nyeri,sesak,demam
TERAPI
Efusi karena gagal jantung
1.Diuretik
2.Torakosentesis diagnostik bila:
a.Efusi unilateral
b.Efusi menetap dengan trapi diuretik
c.Efusi bilateral,ketinggian cairan berbeda bermakna
d.Efusi+febris
e.Efusi+nyeri dada pleuritik
Efusi pleura karena pleuritis tuberkulosis
Obat anti tuberkulosis(minimal 9 bulan)+ kortikosteroid dosis 0,75-1mg/kg BB/ Hari selama 2-3 minggu, setelah ada respons diturunkan bertahap+ torakosentesis terapeutik, bila sesak atau efusi>tinggi dari sel iga,
Efusi pleura keganasan
Drainase dengan kandidat
yang baik untuk pleurodisis ialah
Terapi kangker paru
a.Kemoterapi sistemik pada limfoma,kanker mammae dan karsinoma paru small cell
b.Radioterpi pada limfoma
Pasien dengan lama harapn hidup pendek atau keadaan buruk:torakosentesis terapeutik periodic
KOMPLIKASI
Efusi pleura berulang, epiema, gagal nafas
a.Angka harapan hidup:minimal beberapa bulan
b.Terjadi rekurens yang cepat
c.Pasien tidak debilitasi
d.Cairan pleura dengan PH>7,3
e.Alternatif pasien yang tidak dapat dilakukan plurodesis ialah pleuroperitoneal shunt
Efusi pleura adalah adanya cairan di rongga pleura>15, akibat ketidak seimbangan gaya starling
Tipe efusi pleura
1. Efusi transudatif:cairan pleura bersifat transudat (kandungan konsentrasi protein atau molekul besar lain rendah
Penyebabnya:
A.Gagal jantung kongestif
B.Sindrom nefrotik
C.Sirosis hati
D.Sindrom meigs
E.Dialisis peritoneal
F.Hindronefrosis
G.Efusi pleura maligna/paramaligna
Efusi eksudat:cairan pleura bersifat eksudat (konsentrasi protein lebih tinggi dari transudat)
Penyebabnya
a. Penyakit abdomen:penyakit pankreas
b. Penyakit kolagen
c. Trauma
d. perikardium
e. Tuberkulosis
Hemotoraks: cairan pleura mengandung darah
Efusi pleura maligngnan: dapat ditemukan sel-sel ganas yang terbawa pada cairan pleura
Efusi paramaligna:efusi yang disebabkan keganasan
DIAGNOSIS
Anamnesia:
Nyeri,sesak,demam
TERAPI
Efusi karena gagal jantung
1.Diuretik
2.Torakosentesis diagnostik bila:
a.Efusi unilateral
b.Efusi menetap dengan trapi diuretik
c.Efusi bilateral,ketinggian cairan berbeda bermakna
d.Efusi+febris
e.Efusi+nyeri dada pleuritik
Efusi pleura karena pleuritis tuberkulosis
Obat anti tuberkulosis(minimal 9 bulan)+ kortikosteroid dosis 0,75-1mg/kg BB/ Hari selama 2-3 minggu, setelah ada respons diturunkan bertahap+ torakosentesis terapeutik, bila sesak atau efusi>tinggi dari sel iga,
Efusi pleura keganasan
Drainase dengan kandidat
yang baik untuk pleurodisis ialah
Terapi kangker paru
a.Kemoterapi sistemik pada limfoma,kanker mammae dan karsinoma paru small cell
b.Radioterpi pada limfoma
Pasien dengan lama harapn hidup pendek atau keadaan buruk:torakosentesis terapeutik periodic
KOMPLIKASI
Efusi pleura berulang, epiema, gagal nafas
a.Angka harapan hidup:minimal beberapa bulan
b.Terjadi rekurens yang cepat
c.Pasien tidak debilitasi
d.Cairan pleura dengan PH>7,3
e.Alternatif pasien yang tidak dapat dilakukan plurodesis ialah pleuroperitoneal shunt
ANGINA PECTORIS
Suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode nyeri atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner.
Klasifikasi:
1. Stabil
2. Tidak stabil
3. Varian
etiologi
Angina Pektoris berkaitan dengan penyakit jantung koroner aterosklerotik, dan merupakan kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufisiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan metabolik (hipertiroidisme), takhikardi paroksimal.
Faktor-faktor lain penyebab Angina Pectoris:
1.Latihan fisik
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.Udara dingin
mengakibatkan kontriksi, peningkatan tekanan darah serta peningkatan kebutuhan oksigen jantung.
3.Makanan berat
meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrikus sehingga mengurangi ketersediaan darah untuk jantung.
4.Stres atau emosi
menyebabkan pelepasan adrenalin sehingga kontraktilitas jantung meningkat
Manifestasi klinik
1. Perasaan seperti diikat atau ditekan yang bermula dari tengah dada yang secara bertahap menyebar ke rahang bawah, dipermukaan dalam tangan kiri dan permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking.
2. Ciri khas : dilihat dari letaknya, kualitas sakit hubungan timbulnya sakit dengan aktifitas dan lamanya serangan.
Patofisiologi
1. Ditandai oleh serangan rasa nyeri paroksimal yang bersifat
sementara, biasanya subternal atau prekardial yang ditimbulkan
oleh kerja berat dan menghilang bila istirahat.
2. Rasa nyeri tidak langsung berhubungan dengan kerusakan
anatomi, maka angina pektoris merupakan gejala klinik yang
dimulai hypoxia myocardium oleh aterosklerosis.
Komplikasi
1. Unstable angina
2. Infarkmiokard
3. Aritmia
4. Sudden death
Diagnosis
1.Dengan EKG, didapatkan depresi segmen ST lebih dari satu mm pada waktu melakukan latihan / aktifitas dan biasanya disertai sakit dada mirip seperti serangan angina.
2.Lama serangan 1 – 5 menit
Penatalaksanaan:
Pengobatan terhadap serangan akut, berupa nitrogliserin
sublingual –1 tablet yang merupakan alat pilihan yang bekerja sekitar 1 – 2 menit dan dapat diulang dengan interval 3 – 5 menit.
Pencegahan :
1. Long Acting nitrate, yaitu ISDN 3 X 10
- 40 mg oral.
2. Beta bloker : propanolol, metoprolol, nadolol,
atenolol, dan pindolol.
3. Kalsium antagonis : verapamil, diltiazem.
Tindakan Invasif
1.Percutanens transluminal coronary angioplasty (PTCA)
merupakan upaya memperbaiki sirkulasi koroner dgn cara memecah plak atau ateroma dgn cara memasukan kateter dgn ujung berbentuk balon.
2.Coronary artery bypass graft (CABG)
Asuhan keperawatan
1.Pengkajian
data obyektif : - nyeri pada dada
- Kolesterol serum tinggi
- terlalu banyak merokok
2.Data Subyektif : - sesak nafas
- kelelahan
- tidak nafsu makan
- mual
Diagnosa keperawatan
1.Ansietas yang berhubungan dengan nyeri dada sekunder akibat efek iskemia jantung
2.Ketakutan yang berhubungan dengan status baru dan masa datang tidak diketahui
3.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan tindakan dan lingkungan
4.Resiko terhadap konstipasi yang berhubungan dengan tirah baring, perubahan gaya hidup dan pengobatan
5.Intoleren aktivitas yang berhubungan dengan dekondisi sekunder akibat ketakutan akan kekambuhan angina
Intervensi
1.Berikan posisi semifowler
2.Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 ltr/menit)
3.Kolaborasi pemberian nitrogliserin, bete bloker dan kalsium anatagonis)
4.Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
5.Lakukan EKG
6.Observasi bunyi jantung
7.Observasi adanya mual, muntah, dan konstipasi
Hemoptisis
Pengertian
Adalah ekspetorasi darah dari saluran napas.Darah bervariasi dari dahak. Dahak disertai bercak/lapisan darah hingga batuk berisi darah
DIAGNOSA
1.Anamnesis
a. Batuk, darah berwarna merah segar,bercampur busa,
b. Batuk sebelumnya, dahak (jumlah, bau, penampilan) demam,
sesak, nyeri dada, penurunan BB.
c. Kelainan perdarahan,penggunaan obat anti koagulan
d. Kebiasaan:merokok
PEMERIKSAAN FISIK
a. Orofaring,nasofaring:tidak ada sumber perdarahan
b. Paru :ronk basa/kering
c. Jantung:tanda-tanda hipertensi pulmonl,gagal jantung
Beronkoskopi:menentukan lokasi sumber perdarahan dan
diagnosis.
Diagnosis banding
1.Sumber trakeobronkial:
a.Neoplasma
b.Bronkitis(akut dan kronik)
c.Brokiektasis
d.Trauma
e.Benda asing
2.Sumber parenkim paru:
a.Tuberkulosis paru
b.Pneumonia
c.Abses paru
d.Sumber vaskuler
TERAPI
Hemoptisis masif:
Tujuan terapi adalah memepertahankan jalan nafas,proteksi paru yang sehat,menghentikan pendarahan.
a.Istirahat baring,kepala direndahkan tubuh miring kesisi sakit
b.Oksigen
c.Infus,bila perlu transfusi darah
d.Bronkoskopi
KOMPLIKASI
Asfiksia, atelektasis, anemia
Klasifikasi:
1. Stabil
2. Tidak stabil
3. Varian
etiologi
Angina Pektoris berkaitan dengan penyakit jantung koroner aterosklerotik, dan merupakan kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufisiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan metabolik (hipertiroidisme), takhikardi paroksimal.
Faktor-faktor lain penyebab Angina Pectoris:
1.Latihan fisik
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.Udara dingin
mengakibatkan kontriksi, peningkatan tekanan darah serta peningkatan kebutuhan oksigen jantung.
3.Makanan berat
meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrikus sehingga mengurangi ketersediaan darah untuk jantung.
4.Stres atau emosi
menyebabkan pelepasan adrenalin sehingga kontraktilitas jantung meningkat
Manifestasi klinik
1. Perasaan seperti diikat atau ditekan yang bermula dari tengah dada yang secara bertahap menyebar ke rahang bawah, dipermukaan dalam tangan kiri dan permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking.
2. Ciri khas : dilihat dari letaknya, kualitas sakit hubungan timbulnya sakit dengan aktifitas dan lamanya serangan.
Patofisiologi
1. Ditandai oleh serangan rasa nyeri paroksimal yang bersifat
sementara, biasanya subternal atau prekardial yang ditimbulkan
oleh kerja berat dan menghilang bila istirahat.
2. Rasa nyeri tidak langsung berhubungan dengan kerusakan
anatomi, maka angina pektoris merupakan gejala klinik yang
dimulai hypoxia myocardium oleh aterosklerosis.
Komplikasi
1. Unstable angina
2. Infarkmiokard
3. Aritmia
4. Sudden death
Diagnosis
1.Dengan EKG, didapatkan depresi segmen ST lebih dari satu mm pada waktu melakukan latihan / aktifitas dan biasanya disertai sakit dada mirip seperti serangan angina.
2.Lama serangan 1 – 5 menit
Penatalaksanaan:
Pengobatan terhadap serangan akut, berupa nitrogliserin
sublingual –1 tablet yang merupakan alat pilihan yang bekerja sekitar 1 – 2 menit dan dapat diulang dengan interval 3 – 5 menit.
Pencegahan :
1. Long Acting nitrate, yaitu ISDN 3 X 10
- 40 mg oral.
2. Beta bloker : propanolol, metoprolol, nadolol,
atenolol, dan pindolol.
3. Kalsium antagonis : verapamil, diltiazem.
Tindakan Invasif
1.Percutanens transluminal coronary angioplasty (PTCA)
merupakan upaya memperbaiki sirkulasi koroner dgn cara memecah plak atau ateroma dgn cara memasukan kateter dgn ujung berbentuk balon.
2.Coronary artery bypass graft (CABG)
Asuhan keperawatan
1.Pengkajian
data obyektif : - nyeri pada dada
- Kolesterol serum tinggi
- terlalu banyak merokok
2.Data Subyektif : - sesak nafas
- kelelahan
- tidak nafsu makan
- mual
Diagnosa keperawatan
1.Ansietas yang berhubungan dengan nyeri dada sekunder akibat efek iskemia jantung
2.Ketakutan yang berhubungan dengan status baru dan masa datang tidak diketahui
3.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan tindakan dan lingkungan
4.Resiko terhadap konstipasi yang berhubungan dengan tirah baring, perubahan gaya hidup dan pengobatan
5.Intoleren aktivitas yang berhubungan dengan dekondisi sekunder akibat ketakutan akan kekambuhan angina
Intervensi
1.Berikan posisi semifowler
2.Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 ltr/menit)
3.Kolaborasi pemberian nitrogliserin, bete bloker dan kalsium anatagonis)
4.Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
5.Lakukan EKG
6.Observasi bunyi jantung
7.Observasi adanya mual, muntah, dan konstipasi
Hemoptisis
Pengertian
Adalah ekspetorasi darah dari saluran napas.Darah bervariasi dari dahak. Dahak disertai bercak/lapisan darah hingga batuk berisi darah
DIAGNOSA
1.Anamnesis
a. Batuk, darah berwarna merah segar,bercampur busa,
b. Batuk sebelumnya, dahak (jumlah, bau, penampilan) demam,
sesak, nyeri dada, penurunan BB.
c. Kelainan perdarahan,penggunaan obat anti koagulan
d. Kebiasaan:merokok
PEMERIKSAAN FISIK
a. Orofaring,nasofaring:tidak ada sumber perdarahan
b. Paru :ronk basa/kering
c. Jantung:tanda-tanda hipertensi pulmonl,gagal jantung
Beronkoskopi:menentukan lokasi sumber perdarahan dan
diagnosis.
Diagnosis banding
1.Sumber trakeobronkial:
a.Neoplasma
b.Bronkitis(akut dan kronik)
c.Brokiektasis
d.Trauma
e.Benda asing
2.Sumber parenkim paru:
a.Tuberkulosis paru
b.Pneumonia
c.Abses paru
d.Sumber vaskuler
TERAPI
Hemoptisis masif:
Tujuan terapi adalah memepertahankan jalan nafas,proteksi paru yang sehat,menghentikan pendarahan.
a.Istirahat baring,kepala direndahkan tubuh miring kesisi sakit
b.Oksigen
c.Infus,bila perlu transfusi darah
d.Bronkoskopi
KOMPLIKASI
Asfiksia, atelektasis, anemia
Langganan:
Postingan (Atom)